(Tulisan 2)
Penalaran
Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi
yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Ciri-ciri Penalaran :
Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran
merupakan suatu proses berpikir logis).
Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan
suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi
merupakan cara berpikir secara analitik.
Metode dalam penalaran
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
INDUKTIF
Menurut Nisbet, Krantz, Jepson, dan Kunda (1983) berargumen bahwa penalaran
induktif merupakan aktivitas manusia dalam pemecahan masalah yang memiliki arti
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan berada dimana-mana. Pembentukan
konsep, generalisasi contoh-contoh, dan tindakan membuat penalaran induktif.
Jenis induktif:
DEDUKTIF
Penalaran deduktif adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan informasi
baru yang berdasarkan informasi lama (yang tersimpan dalam ingatan). Penalaran
deduktif bertujuan untuk menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang shahih.
Studi-studi tentang penalaran deduktif yang mendasarkan pada mekanisme mental
hampir sama tua dengan psikologi eksperimen. Oleh karena terdapat masalah yang
kontraversional berkaitan dengan fenomena penalaran deduktif, beberapa
penelitian juga masih terus dilakukan para ahli.
Contoh :
Semua makhluk hidup akan mati
Manusia adalah makhluk hidup
Karena itu, semua manusi akan mati.
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa proses penalaran itu berlangsung
dalam tiga tahap.
Pertama, generalisasi sebagai pangkal bertolak (pernyataan pertama merupakan
generalisasi yang bersumber dari keyakina atau pengetahuan yang sudah diketahui
dan diakui kebenarannya.
Kedua, penerapan atau perincian generalisasi melalui kasus atau kejadian
tertentu.
Ketiga, kesimpulan deduktif yang berlaku bagi kasus atau peristiwa khusus
itu.
Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Proses Penalaran
Disini, yang dimaksud dengan penggunaan Bahasa Indonesia dalam proses
penalaran adalah Penulisan Ilmiah.
a. Konsep Ilmiah
Ilmiah adalah sesuatu yang didasarkan atas ilmu pengetahuan. Kata ilmu sendiri merupakan kata serapan dari
bahasa Arab “ilm” yang berarti memahami, mengerti atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu
pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan.
b. Persyaratan Ilmiah
- Obyektif: dalam mengkaji obyek yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuain antara tahu dengan obyek.
- Metodis: upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
- Sistematis: ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu system yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya.
- Universal: kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu).
Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek/matra. Kelima aspek
tersebut
adalah:
a. Aspek keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antarbagian yang satu dengan yang lain
dalam
suatu karangan.
b. Aspek urutan
Aspek urutan adalah pola urutan tentang sesuatu yang harus
didahulukan/ditampilkan
kemudian (dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan).
c. Aspek argumentasi
Yaitu bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap
fakta,
pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan.
d. Aspek teknik penyusunan
Yaitu bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara
konsisten.
e. Aspek bahasa
Yaitu bagaimana penggunaan bahasa dalam karangan tersebut? baik dan benar?
Baku?
Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah.
Beberapa ciri bahasa ilmiah: kalimat pasif, sebisa mungkin menghindari kata
ganti diri
(saya, kami, kita), susunan kalimat efektif/hindari kalimat-kalimat dengan
klausa-klausa
yang panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar