(TUGAS 2)
BAB I PENDAHULUAN
Memperluas wawasan dapat dilakukan dengan cara mengadakan kegiatan ilmiah. Misalnya seminar atau karya wisata. Sebelum melaksanakan suatu kegiatan, sebaiknya membuat proposal terlebih dahulu. Proposal adalah usulan untuk melakukan suatu kegiatan. Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih mendetail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada si pembaca, sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan. Ada beberapa hal yang biasanya di detailkan dalam proposal bisnis:
1. Penjabaran mendetail mengenai tujuan utama dari si penulis kepada pembacanya.
2. Penjabaran mendetail mengenai proses bagaimana mencapai tujuan si penulis kepada pembacanya.
3. Penjabaran mendetail mengenai hasil dari proses yang telah dijabarkan diatas sehingga mencapai tujuan yang diinginkan oleh si penulis dan juga si pembaca.
Proposal merupakan rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja. Proposal dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan izin atau persetujuan atas kegiatan yang akan dilaksanakan. Adapun tiga keputusan yang harus diambil sebelum melakukan penelitian :
• Keputusan metodologis, yang intinya berkaitan dengan substansi penelitian.
• Keputusan organisatoris, yakni bagaimana penelitian tersebut akan diorganisasikan.
• Keputusan pendanaan, yang berkaitan dengan masalah keuangan/budget.
PERMASALAHAN
a. Sebagai pemahaman dasar dalam melakukan proposal ?
b. Hal yang harus di perhatikan dalam pembuatan proposal?
BAB II PEMBAHASAN
Definisi Proposal
Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematika dan terpirinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal (Finoza, 1999:157). Proposal atau rencana kerja hampir sama fungsinya dengan kerangka karangan. Sebelum kita membuat suatu kegiatan, tentunya di perlukan suatu rencana kerja yang jelas. Dengan adanya proposal, kita akan mengetahui hal-hal apa saja yang harus dikerjakan, berapa biaya yang diperlukan dan sebagainya. Namun, lebih dari itu proposal juga penting dalam kaitannya dengan pengajuan suatu bentuk permohonan untuk mendapatkan persetujuan maupun mendapatkan bantuan berupa dana dan sarana.
Proposal harus memenuhi syarat-syarat yaitu persuasif, lengkap dan jelas. Jenis proposal, antara lain proposal penelitian, proposal rencana kegitan, atau pembagunan dan proposal bantuan dana. Hal-hal yang harus di perhatikan dalam menyusun proposal. Perhatikan Sistematika Kerangka Proposal adalah sebagai berikut :
1. Dasar Pemikiran.
Bagian yang berisi pokok-pokok pemikiran perlunya melaksanakan kegiatan tertentu.
2. Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan yang dilaksanakan harus dijelaskan dalam isi proposal
3. Tema Kegiatan
Tema kegiatan berisi init-inti kegiatan dalam pelaksanan kegiatan tersebut.
4. Tujuan Kegiatan
Penyusun proposal perlu merumuskan tujuan sedemikian rupa agar yang akan dicapai dapat diketahui dan dirasakan oleh pembaca proposal. Setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan. Tujuan tersebut harus dijelaskan aga ada manfaat.
5. Peserta Kegiatan
Peserta terdiri atas kegiatan yang dilakasanakan contohnya dilakukan di lingkungan sekolah berarti peserta kegiatan adalah siswa dan berapa jumlah peserta yang mengikuti tersebut.
6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Bagian ini juga harus jelas agar proposal dapt diterima oleh pembaca. Dalam bagian ini dicantumkan waktu dan tempat pelaksanaa.
7. Susunan Kepanitian
Tim penyusun proposal perlu menyeleksi kualifikasi dan bobot orang-orang yang duduk sebagai panitia. Hal ini untuk menjamin kelancarnya suatu kegiatan.
8. Anggaran Biaya
Penyusunan anggaran biaya dalam suatu proposal harus logis dan realities serta harus memperhatikan keseimbagan antara pengeluaran dan penghasilan. Mengapa demikian, agar proposal dapat diterima penyadang dana.
9. Acara Kegiatan
Baik acara maupun jadwal kegitan harus jelas dan terperinci. Dengan demikian, tidak terjadi pada hal-hal yang menyimpang dari acara yang sudah ditentukan.
10. Penutup
Penutup merupakan bagian akhir yang berfungsi menekankan bahwa proposal di ajukan dengan sunguh-sunguh. Dalam penutup, hendaknya tergambar optimistis dan pembuatan proposal.
Proposal Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun berdasarkan hasil penelitian. Penilitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah sistematika untuk menemukan informasi ilmiah dan membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran suatu hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori, proses gejala alamatau proposal sosial. Karya tulis salah satu proposal yang dilakukan dalam proposal imiah. Karya tulis ilmiah dapat berupa makalah, laporan akhir, skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah yang dipublikasikan (artikel atau buku). Sifat-sifat karya tulis ilmiah atau laporan ilmiah adalah :
a Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b Disusun secara sistematis, dengan tata urutan yang jelas.
c Dikembangkan dengan sedemikian rupa sehingga dapat diterima dengan akal sehat.
d Fakta yang digunakan dalam karya ilmiah harus dapat dipercaya.
e Karya ilmiah harus dapat menimbulkan gambaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, tujuan dan kondisi penerima karya ilmiah.
f Lengkap dan sempurna.
g Objektif dan aktual.
Adapun pertimbangan lain dalam melakukan proposal ilmiah yaitu pengembagan ilmu atau penelitian dasar (Basic Research), penelitian terapan (Applied Research), dan penelitian penunjang kebijakan (Policy Research). Research Proposal ditentukan oleh tujuaan dari lembaga pemberi dana biasanya lembaga pemberi dana membuat sebuah pedoman, principal investigator (PI) bersama anggota tim peneliti membuat proposal dengan mengikuti. Pedoman yang ada dan contoh proposal bersumber dari USAID PROJECT. Namun dalam garis besarnya sebuah research proposal berisi :
1. Abstrak
2. Pendahuluan atau Latar Belakang dan diakhiri dengan masalah atau rumusan masalah
3. Tujuan Studi
4. Keluaran Hasil Studi
5. Metodologi
6. Jadwal Kegiatan
7. Rincian Biaya
8. Personil
Contoh proposal penelitian di bawah ini
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi komunikasi yang semakin pesat selalu mengikuti perubahaan dari waktu ke waktu. Bahkan perusahaan ditutut bersaing secara kompetitif dalam hal menciptakan dan mempertahankan konsumen loyal (secara lebih spesifik di sebut pelanggan), dan salah satunya adalah melalui ‘perang’ antar merek. Adapun kemampuan perusahaan dalam menangani masalah pemasaran, mencari dan menemukan peluang-peluang pasar akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan dalam persaingan. Dalam keadaan ini pihak perusahaan ditantang untuk lebih berperan aktif dalam mendistribusikan dan memperkenalkan produknya agar cepat terjual dan mempertahankan pangsa pasar.
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan merupakan salah satu faktor utama semakin maraknya pengguna handphone dan semakin bertambah perusahaan handphone yang tidak ketingalan memperkenalkan produk barunya. Selain itu, kemajuan dibidang pendidikan, peningkatan pendapata masyarakatdan komunikasi turut mendorong peningkatan penggunaan handphone. Menurut Hermawan (2004), mengatakan ketika pasar keluar dari monopoli karena adanya pesaing yang masuk, maka pelanggan tidak hanya mempunyai kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) tetapi mereka sudah memulai membagun (expectations)dalam benak mereka.
Perusahaan harus juga mengembangkan suatu program komunikasi yang efektif dengan para pelanggan yang ada dan pelanggan potensial,pengecer, pemasok, pihak-pihak yang memiliki kepentingan pada produk tersebut, dan masyarakat umum. Salah satu program komunikasi adalah dengan cara promosi. Promosi merupakan salah satu elemen dari marketing mix yang dipakai perusahaan untuk memasarkan produknya. Periklanan merupakan salah satu dari alat promosi yang paling umum digunakan perusahaan untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan pembeli sasaran atau masyarakat. Konsumen terlalu banyak disuguhi iklan, bahkan dapat dikatakan informasi produk dan jasa yang diterima konsumen sangat tinggi. Berbagai macam konsep dan kreatifitas iklan disuguhkan diantaranya untuk mendapatkan kesadaran konsumen atas suatu produk atau jasa, menumbuhkan sikap terhadap iklan maupun merek dan lain sebagainya. Begitu banyaknya informasi yang didapat, tentu ini tidak mudah bagi konsumen untuk mengingat suatu merek produk atau jasa yang sudah ditayangkan melalui iklan, sehingga pemprosesan informasi dari sebuah iklan dan pembentukan sikap konsumen tidak akan terlepas dari proses pembelajaran konsumen.
Produk handphone yang diiklankan di media cetak, radio dan televisi menggunakan selebritas sebagai model. Penggunaan selebriti tidak terbatas pada produk yang low involvement, namun juga produk high involvement. Penggunaan selebriti sebagai model iklan salah satu bertujuan untuk menumbuhkan citra yang baik bagi produk itu sendiri. Target utamanya adalah meningkatkan kepercayaan sehingga mendorong konsumen untuk membeli. Masyarakat Indonesia khususnya yang hidup di wilayah perkotaan mulai mengalami perubahan gaya hidup. Bagi mereka handphone tidak hanya digunakan sebagai alat telepon atau (short message service ) sms, tetapi mereka juga memperhatikan fitur-fitur lainnya yang mulai terdapat pada semua jenis dan tipe handphone yang beredar di pasaran.
Handphone pun sudah menjadi pilihan gaya hidup mereka, merek yang lebih terkenal di kalangan masyarakat Indonesia maka akan lebih diminati dari pada merek lainnya yang belum terkenal atau bahkan tidak terkenal sama sekali. Salah satunya adalah handphone lokal merek Nexian. Nexian merupakan pelopor ponsel lokal di Indonesia sehingga dinobatkan oleh para wartawan telekomunikasi sebagai The Most Favourite Local Brand pada Golden Ring Award 2009. Produk Nexian FP333 pada Desember 2008 lalu menjadi Ponsel CDMA favorit dari pilihan pembaca Majalah Forsel. Eksistensi Nexian sebagai brand lokal pertama dan satu-satunya, yang sempat memiliki instalasi pabrik perakitan di Indonesia membuat perusahaan ini mendapatkan penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai merek lokal yang berhasil memproduksi sekaligus menjual 100.000 ponsel hanya dalam waktu 6 bulan. Sejak awal Nexian memang menempuh jalan promosi yang tidak biasa karena tidak menutup mata terhadap keterbatasan yang dimilikinya. Nexian juga melakukan kerja sama dan membangun jaringan dengan pihak-pihak terkait. Karena itu, Nexian berkerja sama dengan hampir semua operator seluler. Pola jaringan ini akan meningkatkan brand awareness masyarakat terhadap Nexian.Hal inilah yang menjadi alasan bagi penulis untuk menjadikan handphone Nexian sebagai objek penelitian. Penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut ke dalam suatu penelitian ilmiah yang berjudul “ Analisis Pengaruh Brand Awareness Terhadap Brand Attitude Handphone Merek Nexian (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Gunadarma)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apa pengaruh daya tarik iklan di televisi terhadap brand awareness suatu
produk?
2. Apa pengaruh kekuatancelebrity endorser dalam iklan di televisi terhadap
brand awreness suatu produk?
3. Apa pengaruh brand awareness terhadap brand attitude suatu produk
kepada konsumen?
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan di lingkungan Universitas Gunadarma kampus J kalimalang, dengan jumlah 100 reponden yang menggunakan handphone Nexian dan menggunakan analisis skala likert dan metode analisis data dilakukan dengan regresi linier berganda menggunakan software SPSS.
1.4 Tujuan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah
1 Penelitian ini diharapkan dapat menganalisa pengaruh daya tarik iklan di televisi terhadap brand awareness suatu produk.
2 Penelitian ini diharapkan dapat menganalisa pengaruh penggunaan celebrity endorser pada iklan di televisi terhadap brand awareness suatu produk.
3 Penelitian ini diharapkan dapat menganalisa pengaruh brand awareness terhadap brand attitude suatu produk kepada konsumen.
1.5 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
• Penelitian ini merupakan suatu pendalaman ilmu, dimana peneliti menerapkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah terkhusus manajemen pemasaran yang membahas tentang sikap konsumen.
• Dapat mengetahui lebih lanjut mengenai peramalan pangsa pasar terhadap minat konsumen.
b. Manfaat Praktis
• Bagi perusahaan Sebagai masukan atau tambahan informasi bagi perusahaan untuk mengetahui faktor yang bisa menarik minat pemakai handphone.
1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1 Objek Penelitian
Objek penulisan ilmiah ini adalah responden pengguna handphone Nexian serta menulis data langsung dari responden di Universitas Gunadarma kampus J1 Kalimalang.
1.6.2 Data / Variabel
Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana variabel diukur, untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dalam suatu penelitian. Selain itu untuk memahami variabel-variabel dan memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan penelitian, diberikan definisi variabel-variabel yang akan diteliti yaitu daya tarik iklan (X1), kekutaan celebity endorser (X2) sebagai variabel bebas (independen variabel) dan brand awareness (Y1), brand attitude (Y2) sebagai variabel terikat (dependen variabel).
1.6.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
a. Data Primer
Data primer menurut Umar Sekaran (2006:61) adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber asli. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari hasil kuesioner (questionnaire) yang telah dibagikan peneliti kepada mahasiswa Universitas Gunadarma.
b. Data Sekunder
Data sekunder menurut Umar Sekaran (2006:61) adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder ini diperoleh melalui studi pustaka, internet, majalah yang dapat mendukung penelitian ini.
1.7 Alat Analisis Data
menggunakan analisis skala likert dan metode analisis data dilakukan dengan regresi linier berganda menggunakan software SPSS.
CATATAN :
Proposal penelitian ini hanyalah suatu contoh, kepada mahasiswa diharapkan untuk membuat proposal penelitian yang relevan.
BAB III PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa proposal yaitu
• Adapun Jenis proposal, antara lain proposal penelitian, proposal rencana kegitan, atau pembagunan dan proposal bantuan dana. Hal-hal yang harus di perhatikan dalam menyusun proposal dalam sistematika.
• Proposal harus memenuhi syarat-syarat yaitu persuasif, lengkap dan jelas. Proposal ilmiah dilakukan dalam mencapai suatu pembuktian kebenaran atau sebagai pendukungan dari riset penelitian.
sumber:
http://eci17.blogspot.com/2011/03/tugas-softskill-2-proposal.html
Selasa, 29 April 2014
Karangan populer
(TUGAS 1)
CONTOH CERPEN
CONTOH CERPEN
Dia Yang Pernah Singgah
Kedua kaki ini telah sampai di depan sebuah naungan tempatku mendalami ilmu. Tempat yang setidaknya menyuguhkanku sebuah aroma manisnya menapaki awal masa remaja. Tentang kesenangan, tertawa karena kekonyolan dan terkadang tingkah laku aneh khas murid SMP. Ya, namaku Aisyah Nurida, sebut saja Rida.
Dengan derap langkah yang berirama ku mulai masuk ke dalam kelas. Tepatnya di kelas 7-B bersama sahabatku yang bernama Santi. Aku dan Santi mulai bersahabat semenjak masa orientasi dimulai 3 bulan lalu atau terhitung masih tak terlalu lama.
“Rida!”. Terdengar seseorang memanggilku dari luar kelas.
“hah? siapa tuh manggil Rid?”. Tanya Santi.
“hah? aku juga nggak tau San, coba deh aku lihat, kamu tunggu sini aja ya?”.
“oh gitu, ya udah deh”.
Maka dengan segenap rasa penasaran aku mulai menuju ke arah munculnya suara tadi. Hatiku bertanya-tanya, siapakah gerangan yang memanggil nama ini.
“Rini? ada apa ya?”. Heran aku padanya. Ternyata Rini yang memanggilku.
“sorry ganggu, aku mau pinjem buku biologi, bisa?”.
“buat kapan?”.
“sekarang, please ya?”.
“tapi kan…”.
“permisi”. Tiba-tiba seorang cowok melintas di tengah pembicaraanku dengan Rini.
Sekejap aku mati kata. Atmosfer seperti tak bersahabat. Rini hanya memperhatikanku dengan heran karena aku dengan polosnya menatap wajah yang baru saja lewat melintasi kami. Ya, dia adalah cowok yang sejauh ini berhasil mencuri perhatianku semenjak aku masuk masa sekolah tingkat SMP di sekolah ini. Dan hebatnya lagi, aku dan dia berada satu kelas. Namanya Dika.
“Rida? kok diem?”. Sahut Rini.
“oh iya sorry, kenapa Rin?”.
“gimana, boleh pinjem kan?”.
“oh iya deh, bawa aja”.
“makasih ya kalau gitu, eh ngomong-ngomong kenapa tadi kok ngeliat Dika sampai bengong gitu?”.
“hmm, nggak apa-apa kok, emang kenapa?”.
“ya nggak papa sih, cuman aneh aja, masa’ sampai segitunya? jangan-jangan suka ya?”.
“ih, apaan? udah ah udah”.
“hehehe…”. Rini menertawakanku yang mulai salah tingkah.
Aku tak mengerti mengapa raga ini menjadi kaku ketika ia berada di hadapanku. Sekuatku mencoba tetap tenang dan apa adanya, namun selalu gagal. Apakah aku suka padanya, pada Dika? tak terlalu cepatkah bagiku untuk merasakan itu? Keadaan ini membuatku rancu.
*Sepulang sekolah
Terik mentari tak tanggung-tanggung. Sekujur sekolah ini tersinari dengan sempurna. Semua siswa telah keluar dari kelas masing-masing untuk pulang, termasuk aku. Namun, tiba-tiba sebuah telapak tangan mendarat di pundakku.
“hey Rid!”. Sapa Santi.
“hmm, kenapa?”.
“denger-denger lagi suka sama seseorang ya? hehe”.
“hah? siapa?”. Aku heran.
“Dika”. Jawab Santi dengan frontalnya.
“hah?”.
“udah ngaku aja, buat apa disimpen sendiri?”.
“hmm, gimana ya? tau ah”.
“ayolah cerita Rid”.
“ya udah deh, ntar aku cerita, tapi jangan di sini, aku ngantuk mau pulang aja, daaa hehe”. Aku berlari meninggalkan Santi.
“eh Rid, tungguin!”.
Maka semenjak saat itu aku mencoba berbagi rasaku dengan sahabatku sendiri. Aku mulai bercerita mengenai apa yang ada selama ini. Santi benar-benar mendengarkanku layaknya remaja yang sok sibuk dengan cinta. Inilah awal masa remaja.
*Setahun Kemudian
Setahun berselang. Lama semakin lama. Aku benar-benar semakin memikirkannya. Takkah ini terlalu berlebihan? yang jelas aku hanya berusaha untuk tak gegabah mengatakan yang ada kepada Dika. Aku khawatir keadaan akan rumit jikalau aku benar-benar menyukainya. Kini aku kembali berada satu kelas dengan Dika di kelas 8-B.
Sampai akhirnya terjadi sesuatu yang cukup mendebarkan. Tak ada angin juga hujan, Dika dengan ringannya menyapaku.
“hey”.
“eeh, iya?”. Aku kaku.
“hmm, ngapain?”.
“ini lagi ngerjain soal, emang kenapa?”.
“oh, nggak papa kok”.
“terus kamu mau ngapain?”.
“ee anu, aku boleh minta nomormu?”.
“emang buat apa?”.
“ya nggak papa, emang nggak boleh?”.
“hmm, boleh kok boleh”.
Ternyata Dika meminta nomorku. Betapa berbunga-bunganya semenanjung hati ini. Dan semenjak kami saling bertukar nomor ponsel, aku mulai dekat dengan Dika dan aku tak lagi canggung ketika harus berhadapan dengannya. Ini pertanda baik.
Sampai suatu hari…
“Rid, ada yang mau aku omongin”. Jelas Dika.
“emang ada apa Dik?”.
“tapi kamu jangan marah ya?”.
“ngapain marah? kenapa sih?”.
“aku suka kamu Rid”. Jawab Dika dengan jelasnya.
Aku benar-benar merasakan sesuatu yang tak akan pernah aku duga. Bagaimana bisa rasaku dengannya bisa sama seperti ini. Tuhan, betapa bahagia aku sebenarnya, namun aku tak cukup mengerti tentang arti cinta sesungguhnya. Aku tak ingin terjebak pada cinta yang dangkal. Aku hanyalah hawa yang cukup bisa merasakannya. Di satu sisi aku juga tak ingin menyia-nyiakan momen yang sangat jarang terjadi ini.
“kamu beneran Dik?”.
“iya Rid, kamu mau kan kita jadian?”. Pinta Dika padaku.
Hingga beberapa detik aku larut pada ketidak karuan. Sekali lagi aku takut terjebak pada cinta yang dangkal. Maka dengan segenap asa yang ada, aku berani menjawabnya.
“Dik?”.
“iya Rid?”.
“aku mau”.
Ya, alhasil kini aku dan dia telah memperjelas suatu hubungan. Antara aku dengannya telah menjadi ‘kami’. Kami saling memiliki.
Hari-hari kami berjalan. Dia tersenyum maka aku pula tersenyum. Ternyata indah. Kami bagaikan dua insan yang tak dibebani apapun. Yang ada hanyalah suka, canda dan tertawa bersama.
“makasih Rid”. Dia tersenyum.
“iya, kembali kasih Dik”. Aku membalasnya.
*Sebulan kemudian
Hubungan ini sampai pada bulan pertama. Tak terasa memang. Mungkin karena terlalu indah sehingga hari berganti tak dihiraukan. Namun sampai pada saatnya, aku merasakan sebuah keganjilan dan akhirnya berujung pada sebuah keputusan.
Seminggu seusainya, Dika menghampiriku. Ia datang dengan raut wajah yang tak seperti biasanya. Ada apa dengan cinta?.
“Dika? ada apa?”.
“bisa kita ngobrol sebentar?”. Pintanya padaku.
“kenapa? ada yang penting ya?”.
“iya”.
Dika mengajakku ke sebuah tempat di dekat musholla sekolah. Ia menatapku cukup serius. Aku merasa aneh dan hanya bisa menunggu apa maunya. Aku masih tak tau apa yang selanjutnya terjadi sebelum akhirnya ia mulai berkata-kata.
“Rid maaf, semenjak kita jadian ada yang berubah di keseharianmu, mungkin juga aku”.
“hah? maksud kamu apa Dik?”.
“aku mau kita putus”.
“kok putus Dik?”. Aku terkejut.
Dengan tidak jelasnya Dika mengakhiri hubungan kami. Ia memberi alasan yang sulit untuk ku cerna.
“intinya ada perubahan, aku nggak mau ada perubahan di hidup kita masing-masing, ini demi kita”.
“aku nggak ngerti”.
“terserah, tapi kita selesai”.
Dika membuatku bingung. Perubahan apa yang ia maksud? Dengan segala kejujuran hati, aku merasa sedih mendengar itu semua. Cinta yang awalnya tak terduga kini telah mengambil sebuah keputusan yang sulit untuk aku terima, namun inilah jadinya.
“ya udah kalau itu mau kamu, yang jelas aku masih nggak ngerti apa maksud kamu, makasih Dik udah mau kenal sama aku, setelah ini kita balik lagi jadi teman biasa, aku harap nggak ada permusuhan setelah ini”.
“iya Rid, pasti”.
Dari percakapan singkat itulah keadaan berubah. Kini Dika menjadi temanku, bukan pasanganku lagi. Hal yang dulunya aku takutkan memang benar terjadi, yakni cinta yang dangkal.
Apapun yang terjadi tak akan ada yang bersalah antara aku dengan Dika. Ini yang terbaik menurutnya. Justru ucapan terima kasih ku sampaikan padanya karena telah memperkenalkanku dengan cinta. Dia lah yang sudah membuatku mengerti bagaimana indahnya dicintai dan mencintai meskipun pada akhirnya tak bersama lagi.
Ini cinta, menjadi cinta, dan selamanya pada cinta.
Maka dari hati yang pernah terjaga, untuk dia yang pernah singgah
“Dika”.
Cerpen Karangan: Avando Nesto
Facebook: ELchevo Avando
Nama Asli: Arivando Yoga Papangdika Obesonya
Nama Pena: Avando Nesto
FB & Twitter: ELchevo Avando, @EL_Avando39
Hobi: musik, seni, sepakbola, nulis
Ini merupakan cerita pendek karangan Avando
sumber:
Teori Proposal
(TULISAN 2)
Pengertian Proposal
Pengertian Proposal
Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk formal dan standar. Untuk memudahkan pengertian proposal yang dimaksud dalam tulisan ini, kita dapat membandingkannya dengan istilah “Proposal Penelitian” dalam dunia ilmiah (pendidikan) yang disusun oleh seorang peneliti atau mahasiswa yang akan membuat penelitian (skripsi, tesis, disertasi). Dalam dunia ilmiah, proposal adalah suatu rancangan desain penelitian (usulan penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentang suatu bahan penelitian. Bentuk “Proposal Penelitian” ini, biasanya memiliki suatu bentuk baku, dengan berbagai standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan dll.
Proposal yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah “Proposal Umum” yang sering digunakan sebagai usulan atau rancangan kegiatan. Bentuk proposal ini memiliki banyak kemiripan dengan model “Proposal Penelitian” yang digunakan dalam dunia ilmiah, namun karena sifatnya yang lebih umum maka “Proposal Umum” biasanya lebih lentur dalam penggunaan bahasa dan tidak terlalu kaku dalam aturan penulisan. Namun, walaupun lebih “bebas”, penulisan “Proposal Umum” tetap harus mengindahkan kaidah-kaidah dan sistematika tertentu, agar dapat dengan mudah dimengerti oleh orang-orang yang membaca proposal tersebut.
Secara mendasar, harus di garis bawahi bahwa penulisan proposal hanya salah satu dari sekian banyak tahap perencanaan, seperti yang telah diuraikan sebelumnya dalam buku ini. Penulisan proposal adalah suatu langkah penggabungan dari berbagai perencanaan yang telah dibuat dalam tahap-tahap sebelumnya. Ini berarti, tanpa terlebih dahulu melakukan langkah-langkah sebagaimana yang diuraikan dalam buku ini, maka kemungkinan besar penulisan proposal akan menemui kesulitan.
JUDUL
Judul merupakan cermin dari keseluruhan penelitian. Judul penelitian harus jelas, menarik, sehingga pembaca langsung dapat menduga apa materi dan masalah yang akan dikaji dalam penelitian tersebut. Syarat – syarat judul yang baik diantaranya adalah :
- Menarik minat peneliti, artinya judul dibuat semenarik mungkin dan diminati oleh peneliti sehingga akan memberikan motivasi tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.
- Mampu dilaksanakan oleh peneliti, karena judul yang mudah dilaksanakan oleh peneliti akan memperlancar proses penelitian, sehingga hambatan yang ada selama penelitian dapat diatasi dengan mudah.
- Mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti, judul seharusnya mengacu pada aspek yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu dan hasilnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
- Tersedia cukup data, sehingga dalam proses penelitian akan memudahkan dalam pengolahan data.
- Hindari duplikasi dengan judul lain, karena plagiatisme sangat dilarang dalam karya ilmiah artinya judul tidak boleh sama dengan judul lain. Namun untuk pengembangan penelitian, sebaiknya menggunakan judul yang lebih spesifik.
- Berisi variabel yang jelas yang akan diteliti.
- Berupa kalimat pernyataan, judul sebaiknya menggunakan kalimat pernyataan karena akan lebih mudah dipahami oleh pembaca.
- Harus jelas, singkat, dan tepat, judul sebaiknya mengandung kejelasan isi, singkat dan tepat terhadap masalah yang akan diteliti. Sehingga akan lebih memudahkan dalam memahami secara keseluruhan tentang apa yang akan diteliti.
Sebelum penelitian dilaksanakan, seorang peneliti harus menjelaskan gagasannya dan alasan-alasan kenapa suatu objek harus diteliti. Pihak-pihak lain yang berkepentingan harus dapat memahami ide yang dikemukakannya, mengingat suatu penelitian bersifat ilmiah dan terbuka. Oleh karenanya terlebih dahulu seorang peneliti harus menyusun latar belakang masalah yang mencemirkan pentingnya suatu masalah yang diteliti. Dalam pembuatan latar belakang masalah harus mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
- Argument mengapa judul penelitian tersebut harus ditulis.
- Sifat atau tujuan penelitian.
- Strategi pencapaian tujuan.
- Tinjauan teoritikal yang mendukung argument tersebut.
- Hambatan yang akan ditemukan dalam proses penelitian.
Selain itu pembuatan latar belakang masalah harus memenuhi beberapa criteria tertentu, antara lain:
- Masalah tersebut baru dan mempunyai dampak terhadap perkembangan ilmu dan penerapannya.
- Mengajukan suatu konsep yang berbeda dengan yang telah ada
- Mengajukkan suatu konsep yang berbeda dengan yang telah ada.
- Menunjukkan jati diri penting suatu malasah yang diterapkan pada suatu keadaan tertentu.
- Mencari jawaban atas penyelesaian suatu masalah.
2. Batasan Masalah
Agar penelitian dapat mengarah ke inti masalah yang sesungguhnya maka diperlukan pembatasan ruang lingkup masalah penelitian sehingga penelitian yang dihasilkan menjaadi lebih fokus dan tajam. Berarti dapat dikatakan pulan membati ruang lingkup masalah sebagai pematasan ruang lingkup penelitian. Dalam hal ini ada 4 tahap yang dapat dilakukan.
Pertama, dengan cara memeriksa atau mempelajari hasil-hasil penelitian atau kajian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya (examine the literature).
Kedua, membicarakan atau mendikusikan dengan kolega atau orang lain yang berkompeten dengan harapan dapat memperoleh masukan yang bermanfaat (talk over ideas with others).
Ketiga, mencoba membatasi ruang lingkup dengan cara memperlakukan topik yang hendak dikaji untuk konteks yang khusus, waktu yang lebih terbatas.
Keempat, membatasi ruang lingkup studi dengan cara terlebih dahulu menetapkan tujuan atau manfaat studi yang diinginkan.
3. Perumusan Masalah
Dalam merumuskan masalah penelitian terdapat berbagai macam cara yang dapat digunakan. Berikut merupakan ringkasan langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam merumuskan masalah dalam suatu penelitian:
- Permasalah adalah kesenjangan (gap) antara das sollen (apa yang seharusnya) dan das sein (apa yang ada).
- Uraikan pendekatan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang akan diuji atau dugaan yang akan dibuktikan. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan defenisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian.
- Telah memunculkan konsep-konsep tertentu. Misal: attitudes, social distence, effectiveness, credibility, dan lain-lain.
- Sumber permasalahan dapat diperoleh dari : bacaan, seminar, lokakarya, diskusi, pernyataan pemegang otoritas, pengamatan, pengalaman, dan lain sebagainya.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan bertujuan untuk menjawab research question. Tujuan merupakan suatu pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui atau ditentukan. Bentuk dari tujuan tersebut bisa berupa identifikasi karakteristik variabel. Mendiskripsi suatu fenomena, explorasi suatu fenomena, penjelasan suatu fenomena atau prediksi terhadap fenomena. Tujuan berkaitan dengan masalah yang dikemukakan, baik itu ditingkat regional, nasional ataupun ditingkat lokal. Masalah yang dikemukakan sebaiknya masih relevan dengan keadaan saat ini, atau dimasa yang akan datang. Tujuan Penelitian terdiri dari:
1. Tujuan Umum:
- Merupakan rangkuman dari keseluruhan tujuan khusus
- Bersifat Ideal
- Uraian dari berbagai hal yang ingin diketahui, pada penelitian yang akan dilakukan
- Bersifat objektif.
5. Manfaat Penelitian
Rumusan tentang manfaat penelitian adalah kelanjutan dari tujuan penelitian. Bagian ini berisikan uraian tentang temuan baru yang dihasilkan dan manfaat temuan penelitian tersebut bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh ilmuan lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS)
6. Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
Tahap-tahap pembentukan hipotesa pada umumnya sebagai berikut:
1. Penentuan masalah.
Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.
2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).
Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, pengamatan tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.
3. Pengumpulan fakta.
Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
4. Formulasi hipotesa.
Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.
5. Pengujian hipotesa
Artinya, mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamati dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa. Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.
6. Aplikasi/penerapan.
Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan(dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
CIRI-CIRI HIPOTESIS YANG BAIK
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
7. Kajian Pustaka atau Landasan Teori
Kajian pustaka dalam penelitian, baik penelitian pustaka maupun penelitian lapangan mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kajian pustaka merupakan merupakan variabel yang menentukan dalam suatu penelitian. Karena akan menentukan cakrawala dari segi tujuan dan hasil penelitian. Di samping itu, berfungsi memberikan landasan teoritis tentang mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan.
Oleh karena itu, pengertian kajian pustaka umumnya dimaknai berupa ringkasan atau rangkuman dan teori yang ditemukan dari sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya tema yang akan diangkat dalam penelitian.
Tujuan utama kajian pustaka adalah untuk mengorganisasikan penemuan-penemuan peneliti yang pernah dilakukan. Hal ini penting karena pembaca akan dapat memahami mengapa masalah atau tema diangkat dalam penelitiannya. Di samping itu, kajian pustaka juga bermaksud untuk menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat dikaitkan dengan hasil penelitian dengan pengatahuan yang lebih luas.
Secara lebih rinci tujuan kajian pustaka, dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Menentukan dan membatasi permasalahan penelitian.
- Meletakkan penelitian pada perspektif sejarah dan asosiasoinal.
- Menghindari replikasi yang tidak disengaja dan tidak perlu. Replikasi yang tidak sengaja terhadap penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti perlu dihindari karena hanya merupakan pemborosan.
- Menghubungkan penemuan dengan pengatahuan yang ada dan ususlan untuk penelitian lebih lanjut.
ddaftar pustaka:
Langganan:
Postingan (Atom)