Rabu, 06 November 2013

PARAGRAF / ALINEA

PARAGRAF / ALINEA

1.  Pengertian Paragraf/Alinea

        Paragraf/alinea adalah Karangan yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung oleh himpunan kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk satu gagasan.Dalam paragraph terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topic, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
            Panjang pendeknya suatu paragraph akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alenianya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat saja.

2.  Syarat-Syarat Pembentukan Suatu Paragraf

SYARAT-SYARAT PARAGRAF:
1. KESATUAN         = Setiap paragraf sebaiknya mengandung satu gagasan 
                                    Pokok. 
Contoh :
Hingga saat ini Indonesia masih tercatat sebagai salah satu negara dengan penduduk terbesar dan terbanyak dan salah satu yang 5 besar di dunia. Berdasarkan data dari tahun ke tahun , Indonesia cukup mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada angka kelahiran. Akibatnya Indonesia juga harus mampu berusah kuat memajukan perekonomiannya demi mencapai kesejahteraan rakyat dan penduduknya yang cukup banyak.

2. KOHERENSI       = Setiap paragraf harus merupakan suatu kumpulan kalimat                   
                                      yang saling berhubungan secara padu, tidak berdiri sendiri
                                   atau terlepas satu dengan yang lainnya. 
Contoh :
Indonesia adalah salah satu Negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Bahkan menurut data Indonesia masuk kedalam posisi di 5 besar. Walaupun di Indonesia itu sendiri sangat kental dan kuat dalam pemberdayaan melakukan KB (keluarga berencana). Tetapi tetap saja angka kelahiran masih yang tidak diharapkan dan masih ditingkat yang sangat tinggi. Akibatnya Negara tidak memiliki kapasitas yang sanggup dalam memperluas lapangan pekerjaan sesuai dengan jumlah penduduk Indonesia bahkan tingkat pengangguran juga menjadi tingkat tertinggi.

3. KELENGKAPAN = Berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang                  
                                    kejelasan kalimat topic/kalimat utama. 
Contoh :
Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk terbesar di dunia. Akibatnya banyak penduduk yang mengalami masalah masalah dengan contoh seperti pengangguran , kemiskinan , dan lain lain. Dan ini menjadikan sebab akibat dalam ekonomi Indonesia yang tertinggal jauh dengan negara negara lain.






3.  Pengembangan Paragraf
        Perkembangan paragraf harus dijaga agar jangan sampai mengambang kearah yang tidak relevan untuk menjelaskan gagasan pokok. Misalnya, alenia dimulai dengan kalimat inti yang menyebutkan gagasan pokok yang hendak disampaikan, maka perkembangannya harus menjelaskan gagasan pokok tadi dalam kalimat-kalimat berikutnya, dengan selalu berpegang pada prinsip kesatuan dan koherensi. Perkembangan paragraf diarahkan untuk memperkuat memberikan argumentasi, atau mengkongkritkan pernyataan atau gagasan pokok yang disampaikan dalam kalimat inti di awal alenia.
    Pengembangan paragraf mencakup dua hal:
a.     Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam   
gagasan-gagasan bawahan.
b.     Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu
urutan yang teratur.

4.  Unsur-Unsur Paragraf(Alinea)
Unsur-Unsur Paragraf :     
1.Topik/ tema/ gagasan utama/ gagasan inti/ pokok pikiran
2.Kalimat utama atau pikiran utama yang menjadi dasar  
   pengembangan sebuah paragraf. Gagasan atau pikiran utama itu
   dapat dikembangkan ke dalam kalimat. Kalimat yang mengandung
   pikiran utama disebut kalimat utama.Keberadaan kalimat utama itu
   bisa di awal paragraf, di akhir paragraf maupun diawal dan diakhir
   paragraf.
3. Kalimat penjelas gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan
    utama. Gasasan penjelas biasanya dinyatakan ke dalam beberapa
    kalimat. Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut
    kalimat penjelas.4. Judul (kepala karangan).

    Syarat suatu judul:       a. Provokatif (menarik)
       b. Berbentuk frase
       c. Relevan (sesuai dengan isi)
       d. Logis
       e. Spesifik
        Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokok, alinea terbagi dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut:             1. Deduktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada awal                                          alinea
             2. Induktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada akhir                                 alinea
             3. Variatif: kalimat utama diletakkan pada awal dan diulang pada                                       akhir alinea
            4. Deskriptif atau naratif: kalimat utama termuat dalam seluruh                                                       alinea.

5.  Metode-metode pengembangan paragraf sesuai dengan dasar pembentuk alenia.
       A. Klimatks dan Anti-Klimaks 
                  Perkembangan gagasan dalam sebuah paragraf dapat disusun dengan mempergunakan dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya, berangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya.
Variasi dari klimaks adalah anti-klimaks, yaitu penulis mulai dari suatu gagasna atau tema yang dianggap paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang lebih rendah hingga yang paling rendah.
B. Sudut Pandang 
                  Yang dimaksud dengan sudut pandang adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut pandang juga mencakup pengertian bagaimana pandangan dan anggapan penulis terhadap subjek yang sedang digarapnya.
C. Perbandingan dan Pertentangan 
                  Yang dimaksud dengan perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara seorang pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, objek, atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Segi-segi perbandingan harus disusun sedemikian rupa sehingga kita dapat sampai kepada gagasan sentralnya.                                          
Contoh Pertentangan:
                  Kekuatan tim sepakbola Chelsea yang berasal dari Inggris kini sangat jauh berbeda dari Chelsea pada jaman 2000an. Dimana dengan Chelsea yang sekarang , mereka lebih memiliki kulitas tim dan pemain yang berhasil juara dan menjadi tim yang patut di segani di kawasan Inggris maupun Eropa.
Contoh Perbandingan:
                  ‘Kereta!’. Begitulan seruan buat sepeda motor di daerah Aceh. Seperti halnya di Aceh , di Medan pun menggunakan seruan kereta untuk menyebut sepeda motor. Akan tetapi , di lampung , jambi , di sana menyebut sepeda motor itu dengan nama Honda. Lain halnya dengan kota kota di jawa yang menyebutnya dengan motor.
D. Analogi 
                  Bila perbandingan dan pertentangan membuat perbedaan antara dua hal, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan memperlihatkan kesamaan fungsi dari dua hal tesebut sebagai ilustrasi.
                                                                                Contoh :
      Dalam suatu persahabatan harus terjalin hubungan yang terikat erat dan tidak saling membohongi satu sama lainnya. Ibaratnya untuk tidak seperti musang berbulu domba.Harus saling menjaga kepercayaan masing masing.


E. Proses 
                  Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu, atau urutan dari sesuatu peristiwa atau kejadian. Untuk menyusun proses,pertama penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
                  Kedua, ia harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya. Bila tahap-tahap kejadian ini berlangsung dalam waktu-waktu yang berlainan, maka penulis harus memisahkan dan mengurutkannya secara kronologis.
                  Ketiga, sesudah melakukan pembagian, harus dijelaskan tiap tahap-tahap secaradetail dan tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh prose situ dengan jelas.
F. Sebab – Akibat 
                  Pengembangan alenia dapat pula dilakukan dengan menggunakan pola sebab-akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya. Tetapi data juga terbalik, akibat dijadikan gagasan utama sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perincian.                                                                   
Contoh :
      Seharusnya Negara kita , Indonesia bisa dan harusnya lebih maju di bandingkan Negara Negara lain di Asia tenggara dalam bidang sepakbola. Padahal kita memiliki kualitas pemain yang tak kalah bagusnya dari Negara lain. Akibatnya kita masih kalah dengan Thailand yang padahal liga sepakbola lokalnya kalah jauh dari Negara kita. Oleh karena itu kita perlu mengoreksi diri demi memajukkan sepakbola kita.
    

                                                                                                                                                                              
G. Umum – Khusus 
                  Cara umum-khusus dan khusus-umum merupakan cara yang paling umum untuk mengembangkan gagasan-gagasan dalam sebuah alenia secara teratur. Pertama, gagasan utamanya ditempatkan pada awal alenia, dan perincian-perinciannya terdapat dalam kalimat-kalimat berikutnya. Kedua, dikemukakan perincian-perincianya, kemudian pada akhir alenia generalisasinya. Jadi, yang satu bersifat deduktif, sedangkan lainnya bersifat induktif.
H. Klasifikasi 
                  Yang dimaksud dengan klafisikasi adalah sebuah proses untuk mengelompokan gagasan-gagasan yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Oleh sebab itu, Klasifikasi tertuju pada dua arah yang berlawanan yaitu:
1. Mempersatukan satuan-satuan ke dalam suatu kelompok,
2. Memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain.                          Contoh :

      Uang palsu banyak beredar di pasaran di mana mana sekarang ini. Hal ini dengan hampir mirip dan tidak berbeda jauh dengan aslinya. Oleh karena itu kita harus pintar dalam memilih dan mengetahui perbedaan yang mana asli dan yang palsu dengan di bagi 3 cara. Tiga cara tersebut yaitu di lihat , diraba, dan diterawang. Kita berharap agar tidak banyak terjadi penipuan uang palsu.
I. Definisi
                  Yang dimaksud dengan definisi dalam pembentukan sebuah alenia adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal.                                                                           
Contoh :
      Adik saya seorang gamer. Gamer itu sndiri adalah pemain game, atau bisa di bilang maniak nge game. Jadi gamer itu merupakan orang yang selalu atau senang memainkan game di computer atau playstation sejenisnya.


6.  Macam-Macam Paragraf/alinea
Macam-Macam paragraf(alinea)
A.   Eksposisi: berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik 
               dengan tujuan memberi informasi.
B. Argumentasi: bertujuan membuktikan kebenaran suatu 
               pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep 
               sebagai alasan/ bukti.
C. Deskripsi: berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan
               sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau
               mendengar hal tersebut.
D. Persuasi: karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca
               agar berbuat sesuatu.
E. Narasi: karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-
              menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan
              jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Paragraf Berdasarkan tujuannya :
1). Paragraf pembuka
     Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan  
     bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan
     diuraikan.
2). Paragraf penghubung
     Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan
     kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada
     paragraf pembuka.
3). Paragraf penutup
     Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi)
     atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang
     dianggap penting.
Paragraf Berdasarkan letak kalimat utama :
1). Paragraf deduktif :
     
àletak kalimat utamanya di awal paragraf
    
àdimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau
        penjelasan khusus.


2). Paragraf induktif
    
àletak kalimat utamanya di akhir paragraf
    
àdiawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan  
        diakhiri dengan pernyataan umum.
3). Paragraf campuran
    
àletak kalimat utamanya diawal dan diakhir paragraf
    
àkalimat utama yang terletak diakhir bersifat penegasan kembali.
Paragraf Berdasarkan isi, antara lain :
1). Paragraf deskripsi
     Kalimat utama tidak tercantum secara nyata, tema paragraf   
     tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk
     melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
2). Paragraf proses
     Dalam paragraf proses tidak memiliki kalimat utama. Pikiran
     utama tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas memaparkan
     urutan suatu kejadian atau proses, meliputi : waktu, ruang,
     klimaks, antiklimaks.
3). Paragraf efektif
     Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang    
     baik, paragraf terdiri atas beberapa kalimat. Paragrafnya terdiri  
     atas satu pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak
     boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi antar kalimat.

Senin, 04 November 2013

Kalimat Turunan

kalimat turunan


KALIMAT  TURUNAN

Dalam kajian bahasa dibedakan unsur bahasa yang sederhana dan unsur yang kompleks. Dalam morfologi terdapat kata sebagai objek kajian morfologi yang memiliki sifat yang demikian itu yang disebut sebagai kata dasar atau kata turunan. Kata Dasar merupakan dasar pembentukan kata turunan, kata turunan merupakan bentukan dari kata dasar.

Begitu pula dalam sintaksis. Kalimat sebagai objek kajian sintaksis juga dibedakan atas kalimat dasar dan kalimat turunan, kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat turunan mencakupi turunan tunggal dan kalimat turunan majemuk. Kalimat turunan tunggal merupakan kalimat kompleks yang terdiri atas satu klausa, sedangkan kalimat majemuk merupakan kalimat kompleks yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Jadi istilah dasar dan turunan dilihat dari peranan dalam pembentukan.


Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya
Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan.

Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang tunggal maka dinamai kalimat tunggal. Hal itu juga berarti hanya ada satu P(predikat) di dalam kalimat tunggal. Seperti telah dijelaskan, unsur S dan P adalah penanda klausa. S dan p selalu wajib dalam setiap kalimat.
Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel, Ket bergantung pada P. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.

Contoh :
         
        Kami mahasiswa Indonesia.
        Jawaban anak pintar itu sangat tepat.
        Mobil orang kaya itu ada delapan.
Kalimat tunggal dapt dilengkapi atau diperluas dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. Jadi kalimat tunggal tidak harus berupa kalimat pendek.


Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa.

Perhatikan contoh diberikut ini.
v  Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan
S                        P1                           O1
harus menjunjung tinggi etika profesi .
            P2                               O2
v  Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus ketika
S1               P1               O1                     Ket
para dosen, karyawan, dan mahasiswa menikmati hari libur .
S2                                    P2            O2
Contoh yang pertama disebut kalimat majemuk setara karena mempunyai dua klausa yang setara/sejajar. Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara antara lain konjungsi dan. Contoh yang kedua disebut kalimat majemuk bertingkat karena klausa yang kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Penanda yang memisahkannya adalah konjungtor ketika.
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara mempunyai ciri :
        Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
        Kedudukan tiap kalimat sederajat
Penghubung  Klausa dalam Kalimat Majemuk Setara
Jenis Hubungan
Fungsi
Kata Penghubung
Penjumlahan
menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses
dan, serta, baik, maupun
Pertentangan
menyatakan bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua
tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan
Pemilihan
menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan
Atau
Perurutan
menyatakan kejadian yang berurutan
lalu, kemudian

Contoh kalimat majemuk setara :
        Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya.
        Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin.
        Engkau tinggal disini, atau ikut dengan saya.
        Ia memarkir mobilnya di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.

Kalimat Majemuk Bertingkat
Konstruksi kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtur kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtur kalimat majemuk setara.

Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Bertingkat
Jenis
Hubungan
Kata Penghubung
a. waktu
sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil,
sebelum, ketika, tatkala, hingga, sampai
b. syarat
jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, kalau, bilamana, manakala
c. tujuan
agar, supaya, untuk, biar


d. konsesif
walau(pun), meski(pun), sekali(pun), biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun)


e. pembandingan
seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih,
f. sebab/alas an
sebab, karena
g. akibat/hasil
sehingga, sampai-sampai, maka
h. cara/alat
dengan, tanpa
i. kemiripan
seolah-olah, seakan-akan
j. kenyataan
Padahal, nyatanya
k. penjelasan/ kelengkapan
Bahwa


Contoh kalimat majemuk bertingkat:
        Dia datang ketika kami sedang rapat.
        Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi.
        Anda harus bekerja keras agar berhasil.
        Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.
   Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.

KALIMAT EFEKTIF

1. Pengertian Kalimat Efektif
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada praktiknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik pertama kali haruslah memenuhi persyaratan. Hal ini berarti kalimat itu harus  disusun  berdasarkan  kaidah-kaidah  yang  berlaku.  Kalimat  yang benar  dan  jelas  akan  mudah  dipahami  oleh  orang  lain  secara  tepat. Kalimat  yang  demikian  disebut kalimat  efektif.
Sebuah  kalimat  efektif haruslah  memiliki  kemampuan  untuk  menimbulkan  kembali  gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca  seperti apa  yang  terdapat pada pikiran penulis atau pembicara. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah  disusun  secara  sadar  untuk  mencapai  daya  informasi  yang diinginkan  penulis  terhadap  pembacanya.  Jadi,  yang  dimaksud kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat sebagai berikut.
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar. Menurut Gorys keraf adalah kalimat yang memenuhi syarat – syarat berikut :         
 
a. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
b. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
 

Beberapa pengertian kalimat efektif menurut para ahli:
1.1 Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
1.2 Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan: 2001)
1.3 Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan    informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009).
1.4 Kalimat  dikatakan  efektif  bila   mampu  membuat  proses penyampaian dan penerimaan  itu berlangsung dengan  sempurna, mampu membuat  isi  atau  maksud  yang  disampaikannya  itu  tergambar  lengkap dalam  pikiran  si  penerima  (pembaca),  persis  seperti  apa  yang disampaikan  oleh  pembicara  (penulis)  (Razak,1985:2). 
1.5 Kalimat  efektif  ialah  kalimat  yang  memiliki  kemampuan  untuk menimbulkan  kembali  gagasan-gagasan  pada  pikiran  pendengar   atau  penulis (Arifin,1987:111). Dengan demikian, kalimat efektif ialah kalimat yang  disusun  sesuai  dengan  kaidah-kaidah  bahasa  yang  berlaku,  yang memiliki kemampuan  untuk menimbulkan  kembali  gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca  seperti apa yang ada pada pikiran penulis atau pembicara.
 
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Sebuah kalimat efektif memiliki syarat-syarat  atau  ciri-ciri tertentu yang membedakannya dari kalimat yang tidak efektif. Kalimat efektif  memiliki  ciri-ciri  (1)  Koherensi atau kepaduan, (2)  keparalelan, (3)  kehematan, (4)  penekanan, (5)  variaso, dan (6)  kelogisan/nalar.
 
2.      Syarat-syarat Kalimat Efektif
2.1  Koheremsi atau kepaduan
Yang  dimaksud  kepaduan  ialah  kepaduan  pernyataan  dalam kalimat  itu  sehingga  informasi   yang  disampaikannya  tidak  terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak sistematis. Kepaduan  menunjukkkan  adanya  hubungan  timbal  balik  yang baik  dan  jelas  antara  unsur -unsur    (kata  atau  kelompok  kata)  yang membentuk kalimat itu. Bagaimana hubungan antara subjek dan predikat, hubungan  antara  predikat  dan  objek,  serta  keterangan-keterangan lain yang  menjelaskan  tiap-tiap  unsur  pokok  tadi.  Kesalahan yang sering merusakkan kepaduan adalah menempatkan kata depan, kata penghubung yang  tidak  sesuai  atau  tidak pada  tempatnya,  perapatan  kata  aspek  atau keterangan modalitas yang tidak sesuai, dan sebagainya.
 
- Kalimat yang padu tidak bertele-tele, hindari kalimat yang panjang.
Contoh: Kita  harus mengembalikan kepada  kepribadian  kita  orang-orang  kota  yang  telah telanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Kalimat yang padu menggunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimatnyang berpredikat persona.
Contoh: Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan masalah kemacetan kredit Bimas  saya ingin laporkan kepada Bapak.
- Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh: Sejak  lahir manusia memiliki  jiwa  untuk melawan kepada kekejaman  alam, atau kepada  pihak lain  karena  merasa dirinya lebih kuat.
 
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjurmeninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
 
2.2  Keparalelan
 Yang dimaksud keparalelan adalah  kesamaan  bentuk  kata yang digunakan  dalam kalimat  itu. Artinya, kalau  bentuk  pertama menggunakan kata benda (nomina), bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan kata benda (nomina).Kalau bentuk pertama menggunakan kata kerja (verba), bentuk  kedua dan seterusnya juga menggunakan kata kerja (verba).
 
Contoh: Apabila pelaksanaan pembangunan lima tahun kita jadikan titik tolak, maka menonjollah  beberapa masalah pokok yang minta perhatian dan pemecahan. Reorganisasi administrasi departemen-departemen. Ini yang pertama. Masalah pokok yang lain yang menonjol ialah penghentian pemborosan  dan penyelewengan. Ketiga karena masalah pembangunan ekonomi yang  kita  jadikan titik tolak, maka  kita ingin juga mengemukakan faktor lain. Yaitu bagaimana memobilisir potensi nasioal secara  maksimal  dalam pembangunan ini.(Kompas)
Bila kita perhatikan kutipan di atas tampak bahwa reorganisasi administrasi, pemborosan dan  penyelewengan serta mobilisasi nasional merupakan masalah pokok yang mempunyai hubungan satu  sama lain. Dengan menggunakan konstruksi yang pararel ketiganya dapat dihubungkan secara mesra,  serta akan memberi tekanan yang lebih jelas pada ketiganya.
 
Contoh :
Salah : Harga bensin disesuaikan atau kenaikkan secara bertahap.
Benar : Harga bensin disesuaikan atau dinaikkan secara bertahap.
 
2.3 Kehematan
Yang dimaksud kehematan dalam kalimat efektif  ialah hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang  dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata  yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
 
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan. 
- Penghematan  dapat  dilakukan  dengan  cara  menghilangkan pengulangan subjek
a. Contoh: Lukisan itu indah.
                 Lukisan itu akan saya beli.
Kalimat jika digabungkan menjadi seperti di bawah ini.
Lukisan indah itu akan saya beli. Atau lukisan itu akan saya beli karena indah.
b. Cntoh yang lain yaitu:
Salah : Karena Nina tidak diundang, Nina tidak datang ke tempat itu.
Benar : Karena tidak diundang, Nina tidak datang ke tempat itu.
 
-Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
a. Contoh: Mulai hari Kamis ini Top Skor akan mulai terbit dan dijual dengan harga eceran Rp2.500,00.
b. Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Contoh :
Salah : Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Benar : Di mana engkau menangkap pipit itu?
 
- Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
a.       Contoh:  Tim ini memiliki waktu selama sepekan (terhitung kemarin) untuk  menentukan  detail  pelaksanaan  format  dua  wilayah seperti jumlah peserta, kontrak pemain, dan lain-lain.
b.      Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Contoh :
Salah : Roni sudah naik ke atas gunung sejak pagi tadi.
Benar : Roni sudah naik gunung sejak pagi tadi.
  v  Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang 
           berbentuk jamak.
a.       Contoh: Beberapa negara-negara Asean mengikuti konfrensi, Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa perang yang sedang berlangsung itu merupakan Perang Dunia Timur Tengah.
b.      Contoh :
Salah : Para tamu-tamu memasuki aula pertemuan.
Benar : Para tamu memasuki aula pertemuan.
 
2.4 . Penekanan / ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu.
Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat, yaitu :
2.4.1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
2.4.2) Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
     Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
2.4.3) Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
2.4.4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
2.4.5) Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.
 
2.5 Variasi
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Repetisi atau pengulangan kata sebuah kata untuk memperoleh efek penekanan, lebih banyak menekankan kesamaan bentuk. Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahas agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang.
Macam-macam variasi :
a.Variasi Sinonim Kata
Variasi berupa penjelasan-penjelasan yang berbentuk kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan disampaikan.
Contoh: dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna, suatu realitas yang baru, suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai seluruh puisi.
b.Variasi panjang pendeknya kalimat
Struktur kalimat akan mencerminkan dengan jelas pikiran pengarang, serta pilihan yng tepat dari struktur panjangnya sebuah kalimat dapat member tekanan pada bagian-bagian yang diinginkan.
c.Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk grametikal yang sama dengan beberapa kalimat berturut-turut dapat menimbulkan kelesuan. Sebaba itu haruslah dicari variasi pemakaian bentuk gramatikal.
d.Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat.
 
2.6 Kelogisan
      Yang dimaksud dengan kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Kelogisan berhubungan dengan penalaran, yaitu proses berpikir untuk  menghubung – hubungkan fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Dengan perkataan lain, penalaran (reasoning) ialah proses mengambil simpulan (conclicusion, interference) dan bahan bukti atau petunjuk (evidence) ataupun yang dianggap bahan bukti atau petunjuk (Moeliono, 1988: 124-125)
 
Contoh: Mayat wanita  yang  di temukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut.
      Jika kita bertanya, “Siapa yang mondar-mandir?”, tentu jawabannya mayat wanita. Jelaslah bahwa kalimat  tersebut salah nalar. Kalimat itu berasal dari dua pernyataan, yaitu (1) Mayat wanita ditemukan di kompleks itu dan (2) Sebelum menjadi mayat, wanita itu sering mondar-mandir. Penulis menggabungkan kedua  kalimat tersebut tanpa mengindahkan pikiran yang jernih sehingga lahirlah kalimat yang salah nalar.
Contoh :
Salah : Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.
Benar : Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
 
DAFTAR PUSTAKA:
http://agiboyz.wordpress.com/2012/10/30/tugas-soft-skill-4-kalimat-efektif/